Oleh : Jufrin H Jalaman, S.Ars
BANJIR yang terjadi setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi di Kabupaten Banggai Laut perlu menjadi bahan evaluasi pemangku kebijakan, bagaimana proses penataan ruang pembangunan.
Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Banggai Laut telah menuangkannya dalam bentuk Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) yakni Nomor 9 Tahun 2015. Namun hingga saat ini rasa-rasanya Perda tersebut masih mandul untuk di laksanakan. Imbasanya Pemkab Banggai Laut gagap mengantisipasi banjir yang kerap terjadi.
Alangkah bijaksana semestinya dipikirkan dan dikerjakan bagimana penanganan bencana yang berkelanjutan sesuai dalam PERDA Banggai Laut Nomor 9 Tahun 2015 tentang RTRW.
Dalam Perda tersebut sangat lengkap diatur bagaimana sistem pengendalian banjir, erosi dan tanah longsor..
Salah satunya mengatur tentang sistem pengendalian banjir terintegrasi yang tertulis dalam pasal 15, angka 6 yakni dengan Sistem Polder.
Menurut hemat saya memang tepat kiranya kita mengaplikasi Sistem Polder untuk dijadikan salah satu metode penanganan banjir khususnya kawasan atau desa-desa yang mengalami kenangan eh genangan.
Sistem Polder adalah sistem jaringan kawasan yang terkoneksi satu sama lain, yaitu terdiri dari tanggul, kolam penampung/retensi dan pompa air.
Namun sebelum lanjut kita perlu observasi kembali sistem riol/got, apakah sudah terkoneksi satu sama lain, tidak ada got yang buntu hingga bisa dialirkan menerus kelaut.
Dan jika memang kondisi geografi eksisting desa memerlukan penanganan khusus, Sistem Polder bisa menjadi solusi penanggulangan banjir.
Sistem Polder pada dasarnya adalah upaya memotong air, dengan dibuatkan kolam penampung yang ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi kemudian air dipompa keatas masuk kedalam kolam retensi lalu tinggal dialirkan ke laut dengan gaya gravitasi yang dibuatkan pintu-pintu air.
Dan sebenarnya jika Sistem Polder ini berhasil dibuat, si kolam tadi bisa jadi sarana rekreasi dan menjadi cadangan air untuk dijadikan sumber air bagi pertanian.
Saya pikir kita sudah harus melaksanakan pananggulangan banjir kearah ini. Jangan hanya salahkan hujan, tunggu air surut dan beri sembako begitu terus saban tahun setiap kali bencana banjir.
*) Jufrin H Jalaman merupakan konsultan arsitek dan pemerhati lingkungan sosial.